HUBUNGAN RISIKO ASFIKSIA TERHADAP LUARAN BAYI BARU LAHIR DI RSUD TARAKAN JAKARTA

Yuliani, Entin (2022) HUBUNGAN RISIKO ASFIKSIA TERHADAP LUARAN BAYI BARU LAHIR DI RSUD TARAKAN JAKARTA. Bachelor thesis, UNIVERSITAS BINAWAN.

Text KEPERAWATAN-2022-Entin Yuliani.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB)

Abstract

Asfiksia, keadaan dimana bayi tidak dapat segera bernapas secara spontan dan teratur setelah lahir. Hal ini disebabkan oleh hipoksia janin dalam uterus dan hipoksia ini berhubungan dengan faktor-faktor yang timbul dalam kehamilan, persalinan, atau segera setelah bayi lahir. Akibat-akibat asfiksia akan bertambah buruk apabila penanganan bayi tidak dilakukan secara sempurna. Tindakan yang akan dikerjakan pada bayi bertujuan mempertahankan kelangsungan hidupnya dan membatasi gejala- gejala lanjut yang mungkin timbul. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan resiko asfiksia terhadap luaran bayi baru lahir di RSUD Tarakan. Penelitian ini dengan menggunakan studi analitik korelatif dengan desain Cross Sectional pada 102 responden diambil dengan metode Purposive Sampling. Pengumpulan data yang dilakukan yaitu luaran faktor yang mempengaruhi resiko asfiksia mengunakan kuesioner untuk mengetahui Usia ibu, gestasi, paritas, riwayat persalinan, gawat janin, penyulit kehamilan dan anemia. Hasil penelitian dipelajari bahwa variabel Usia ibu, gestasi, paritas, riwayat persalinan, gawat janin, penyulit kehamilan dan anemia berpengaruh terhadap asfiksia karena masing-masing nilai P 0,023 (P<0,05), P sebesar 0,008 (P <0,05), P sebesar 0,004 (P <0,05), P sebesar 0,037 (P <0,05), P sebesar 0,031 (P <0,05), P sebesar 0,019 (P <0,05), P sebesar 0,037 (P <0,05), sedangkan nilai OR 2,889, 0,304, 3,782, 2,670, 2,870, 3,110 dan 1,698 artinya Usia ibu, Gestasi, Paritas, Riwayat Persalinan, Gawat Janin, Penyulit kehamilan, Anemia, mempunyai peluang 2,88, 0,30, 3,78, 2,67, 2,87, 3,11, dan 1,69 kali untuk tidak mengalami asfiksia.

Actions (login required)

View Item