Dwi Kumalasari, Erina (2021) UJI DIAGNOSTIK PEMERIKSAAN SIFILIS METODE CHEMILUMINESCENCE MICROPARTICLE IMMUNOASSAY (CMIA) TERHADAP TREPONEMA PALLIDUM HAEMAGLUTINATION ASSAY (TPHA) DI LABORATORIUM DIAGNOS UTAMA JAKARTA. Bachelor thesis, Universitas Binawan.
Text
TLM-2021-Erina Dwi Kumalasari.pdf Restricted to Registered users only Download (5MB) |
Abstract
Sifilis merupakan penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Treponema Pallidum, angka infektifitas penularan sifilis terkait dengan golongan umur seksual aktif dan bayi yang ditularkan oleh ibu melalui plasenta . Tiap harinya sekitar satu juta orang tertular penyakit ini, kira-kira 357 juta penduduk dunia mengidap penyakit sifilis . Angka kejadian sifilis di Indonesia sendiri berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI, sepanjang Januari- Juni 2020 tercatat sekitar 6.180 pasien sifilis dini dan 2.362 sifilis lanjut . Sifilis termasuk penyakit serius yang harus diatasi mulai dari melakukan pemeriksaan skrining awal untuk memperpendekperiode jendela awal infeksi sifilis. Pemeriksaan sifilis pada populasi umum harus mengunakan metode Gold Standart, yakni TPHA (Treponema Pallidum Haemaglutination Assay) . Uji Treponemal yang digunakan di laboratorium selain TPHA yaitu menggunakan metode CMIA (Chemiluminescene Microparticle Imunoassay) yang dapat berkontribusi dalam upaya mendiagnosis perkembangan penyakit sifilis yang semakin parah dan mencegah penularan sifilis baik melalui hubungan seksual maupun penularan dari ibu ke janin pada saat kehamilan secara otomatis dan cepat. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan apakah CMIA sifilis memiliki kedekatan nilai dengan Gold Standart nya yaitu TPHA dengan cara melakukan perbandingan terhadap 50 sampel terduga sifilis kemudian dilakukan pengujian menggunakan dua metode TPHA dan CMIA sifilis secara bersamaan. Data diolah dengan menggunakan perhitungan uji diagnostik dan hasil perhitungan yang didapatkan yakni sensitivitas 96,55%, spesifisitas 90,47%, nilai duga positif 93%, nilai duga negatif 95% dan akurasi 94% dari data tersebut. Dapat disimpulkan bahwa metode CMIA sifilis memiliki kedekatan nilai dengan standardnya yakni TPHA, sehingga layak dilakukan sebagai diagnosis pemeriksaan sifilis dengan sistem Immunoassay otomatis untuk mengurangi kesalahan yang bergantung pada orang tersebut ,terutama saat memantau perubahan titer pada aglutinasi.
Item Type: | Thesis (Bachelor) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Sifilis, TPHA, CMIA |
Subjects: | R Medicine > R Medicine (General) |
Depositing User: | Cambari |
Date Deposited: | 17 Jan 2023 03:16 |
Last Modified: | 17 Jan 2023 03:16 |
URI: | http://repository.binawan.ac.id/id/eprint/2540 |
Actions (login required)
View Item |