Faktor Risiko Terjadinya Koinfeksi HIV/AIDS Pada Pasien Tuberkulosis di Puskesmas Citereup

Hayati, Nurul (2017) Faktor Risiko Terjadinya Koinfeksi HIV/AIDS Pada Pasien Tuberkulosis di Puskesmas Citereup. Bachelor thesis, Universitas Binawan.

Text TLM-2017-NURUL HAYATI repo.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB)

Abstract

Tuberkulosis adalah infeksi opurtunistik tersering dan penyebab kematian tersering pada pasien HIV/AIDS. Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya tuberkulosis pada pasien HIV/AIDS usia, jenis kelamin, pekerjaan, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor risiko terjadinya koinfeksi tuberculosis pada pasien HIV/AIDS. Penelitian di lakukan di Puskesmas Citereup periode Januari 2017 – Desember 2017. Dari 116 pasien TB dan 23 pasien HIV. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik pasien HIV/AIDS menurut jenis kelamin, usia, pekerjaan, dan TB. Dari 116 Pasien positif TB 23 (19,82%) orang positif HIV, Data yang berhasil dikumpulkana pada penelitian ini adalah 116 pasien. Pada penderita TB Mayoritas pasien berjenis kelamin laki-laki (61,2%) dan perempuan (38,3%). Berdasarkan usia 12-16 Thn (9,5%), usia 17-25 Thn (19,8%), usia 26-35 Thn (18,1%), usia 36-45 Thn (31,9%), usia 46-55 Thn (10,4%), usia 56-65 Thn (4,3%), dan usia >65 Thn (6,0%). Berdasarkan profesi pensiunan (15,5%), wiraswasta (23,3%), pedagang (17,2%), Buruh/tani (19,8%), dan tidak bekerja (24,2%). Sedangkan peda penderita HIV mayoritas pasien berjenis kelamin laki-laki (17,2%) dan perempuan (2,6%). Berdasarkan usia 12-16 Thn (4,4%), usia 17-25 Thn (30,4%), usia 26-35 Thn (34,8%), usia 36-45 Thn (21,7%), usia 46-55 Thn (8,7%), usia 56-65 Thn (0%), dan usia >65 Thn (0%). Berdasarkan profesi pensiunan (0,9%), wiraswasta (4,3%), pedagang (5,1%), Buruh /tani (2,6%), dan tidak bekerja (6,9%). Pemeriksaan BTA adalah dengan cara melakukan pemeriksaan sputum dengan hasil BTA positif, dan pemeriksaan HIV dilakukan dengan cara rapid test.

Actions (login required)

View Item