HUBUNGAN KADAR SGOT DENGAN KADAR SGPT PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU

Hayati, Leni (2021) HUBUNGAN KADAR SGOT DENGAN KADAR SGPT PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU. Bachelor thesis, UNIVERSITAS BINAWAN.

Text TLM-2021-Leni Hayati.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB)

Abstract

Tuberkulosis (TB) adalah salah satu penyakit respirasi yang dapat menular dan disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis melalui droplet, penyakit ini juga dapat perhatian khusus di kalangan masyarakat. Pengobatan tuberkulosis yang cukup lama akan menimbulkan adanya efek samping yang ditimbulkan dari OAT. Efek samping yang sering terjadi pada pengobatan tuberkulosis adalah hepatotoksisitas, gangguan gastrointestinal dan neurologis. Hepatotoksisitas adalah gangguan fungsi hati yang ditandai dengan meningkatnya kadar SGPT dan SGOT. Meningkatnya kadar Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT) dan serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase merupakan salah satu pemeriksaan adanya gangguan fungsi hati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Kadar SGOT dengan Kadar SGPT pada Pasien Tuberkulosis Paru. Penelitian ini merupakan penelitan analitik dengan metode cross sectional. populasi penelitian ini adalah data rekam medik penderita Tuberkulosis Paru di RS Bhayangkara Tk. I Raden Said Sukanto dengan sampel penelitian sebanyak 96 data rekam medik dari penderita Tuberkulosis Paru yang melakukan pemeriksaan SGOT dan SGPT di RS Bhayngkara Tk.I Raden Said Sukanto pada tahun 2020. Pada penelitian ini dilakukan uji normalitas menggunakan uji kolmogorov-smirnov, pada uji ini diperoleh hasil bahwa data terdistribusi tidak normal maka dilanjutkan dengan uji korelasi spearman. Uji korelasi sperman untuk melihat apakah ada hubungan dari kadar SGOT dan kadar SGPT pada pasien Tuberkulosis paru. Didapatkan hasil 0,000 pada uji korelasi spearman, yang dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kadar SGOT dengan Kadar SGPT pada Pasien Tuberkulosis Paru.

Actions (login required)

View Item